2008-09-15

Catatan Bagi Koe

Sebelumnya saya ingin katakan bahwa tulisan ini bukanlah review blog atau promosi iklan, hanya sekedar pengingat diri bahwa saya adalah seorang pemula yang masih harus banyak belajar dan bukanlah pula seorang ahli IT (ilmu teknologi) atau ahli blogger seperti penghulu-penghulu blogger kayak Kang Jaloe dengan catalog-tutorialnya ataupun dengan jaloe blogspotnya, Abang Andi dengan Snetworknya semoga sukses abang, Brother Firdaus dengan Do Follow, Mas Mochal dengan Blogger Hack dan Javanya, Bloggeraddichter juga dengan Do Follow, dllnya dan juga bukan seorang ahli editing foto seperti Mas Supris, Bung Afif, Lyla Home, MC, dllnya, atau juga bukan seorang penulis kreatif seperti Wendra Sudut Mata, Mba Jovie (Do Follow), Mas Gus, Kang Boim, Pak Ustadz Oeoes (Do Follow), Panda, Unieq CC, Fajar Sang Tukang Ronda, Firman Sang Philuz, Aan sang Putrababel atau para blogger lainnya yang ga bisa saya sebut satu-satu. Thanks sudah mengajari saya banyak hal sehingga saya bisa dikit dan semoga saya diterima diantara semua ini,(buat yang saya sebut namanya saya mohon maaf tidak memakai backlink).

Dan kali ini juga saya tidak membahas tentang kondisi Bangsa ini yang sedikit saya ketahui dari cerita-cerita, nonton TV, dari kawan-kawan FMN, FITRA atau ama temen-temen aktivitis pro demokrasi lainnya, baca buku (walau bukunya buku-buku lapuk), koran (walau harus nyari sana-sini karena kagak bisa beli), via sms walau kadang-kadang ga punya pulsa. Akan tetapi saat ini saya mencoba sedikit menulis tentang kisah Tatapan Ke Depan. Sebenarnya tulisan tentang Tatapan Ke Depan ini diinspirasikan oleh seorang jiwa suci ku yang sekarang lagi di SOLO, jiwa suci selalu ditemani oleh kebodohan dan kelemahannya, tulisannya itu berjudul “Manusia, Hewan, Tumbuhan, Bumi, Untuk Apa Semua Ini”. Tulisan ini memiliki pemaknaan secara filosofis-sosiologis-religius yang begitu mendalam bagiku.

Catatan tentang Tatapan Ke Depan ini berawal dari sebuah karya Muhammad Rusli Abdul Hamid dimana “mereka ini adalah manusia-manusia yang patah menjadi dua batang, sebelah diatas bumi dalam lipatan rahasia demi rahasia, sesobek lagi dialam lain-dalam segumpul jiwa bulat telanjang”, lalu kenapa mereka bisa bernyanyi do-ra-mi-fa-sol dengan merdu..???. Tatapan Ke Depan pun terus berjalan sampai pada suatu pagi yang cerah nan indah dimana sosok seorang anak manusia berambut gondrong, tinggi kurus dan dekil berjalan jongkok dalam sebuah iringan-iringan kecil menuju sang Tuan, tiba-tiba dari kejauhan terdengar sayu-sayu seseorang yang begitu gagah dan tegar berteriak “Tiap pengacau harus dibasmi! Tiap pengkhianat harus dibuat menungging! Tapi benarkah si gondrong bersalah atau mungkin sang tampan yang buta huruf??. Tatapan Ke Depan pun melanjutkan perjalanannya, ditengah perjalan lalu bertemu dengan dua buah awan yakni awan kecil dengan awan besar, Tatapan Ke Depan secara diam-diam memperhatikan percakapan dua awan ini “awan besar berucap kepada awan kecil (wahai awan kecil sungguh rugi dirimu tidak bisa menyamaiku dan teman-temanku, jikalau kami berkehendak hujan turun dengan sekali tiup maka mendungpun akan muncul pertanda hujan segera turun, mendengar ucapan tersebut awan kecil pun tertunduk sambil berkata (sungguh malang nasibku, aku tidak bisa memberikan keinginan seperti awan besar dan juga tidak memiliki teman seperti awan besar) lalu Tatapan Ke Depan melihat awan kecil pergi dengan ditertawakan terbahak-bahak oleh awan besar.

Tatapan Ke Depan pun mengikuti jalannya awan kecil dari belakang, namun tiba-tiba ditengah perjalanan Tatapan Ke Depan melihat awan kecil tertiup angin besar dan akhirnya menghilang, seketika itu Tatapan Ke Depan kaget bukan kepalang dengan sebuah kalimat terucap sungguh kasihan benar nasibnya awan kecil, semoga engkau tenang di alam sebelah sana bersama jiwa dalam telanjang bulat. Tatapan Ke Depan pun melanjutkan perjalanannya dengan kesendirian dan tatapan sayunya, akan tetapi kembali lagi ditengah perjalanannya ini jauh kira-kira hanya 500 meter Tatapan Ke Depan mendengar suara halilintar menggelegar dan ketika mendekat Tatapan Ke Depan pun melihat awan kecil menjadi sebuah halilintar yang menyambar-nyambar awan besar yang sedang bersenda gurau dengan istri dan temannya, melihat tersebut Tatapan Ke Depan tersenyum sambil berucap wahai sahabatku kenapa engkau tidak muncul tetap ketika hujan, kenapa engkau hanya sesekali muncul namun mampu membuka bumi dengan lipatan-lipatan rahasianya.

Tatapan Ke Depan pun berjalan lemah dan letih, dibawah sebuah pohon mencoba duduk guna beristrihat, disaat duduk itulah Tatapan Ke Depan melihat sebuah baju kekar yang memiliki sebuah baju indah, namun aneh bagi Tatapan Ke Depan kenapa sang baju kekar membiarkan baju Indahnya berjalan gandengan dan bermesraan dengan baju kekar lainnya tanpa ada rasa cemburu atau menasehati baju indahnya ini. Tatapan Ke Depan pun menangis dan dalam tangisnya inilah dia terbuai dalam alam tidurnya dibawah pohon tempatnya duduk.

Tatapan Ke Depan pun tertidur dengan lelapnya sehingga dia tidak menyadari bahwa bersamaan dengan terbitnya matahari yang berbeda diufuk sana dia mendapatkan sejarah singa-singa dan baju kekar telah memasuki hari-hari yang berjuta-juta jumlahnya, padahal dalam berapa bulan lalu hidupnya singa-singa ini berada pada tritunggal (makan, daerah kekuasaan, dan kepuasan) yang lain-lain menjadi perkara sipil baginya, dan dalam beberapa bulan itu pula hidupnya baju kekar ini penuh dengan dansa-dansa ditemani baju indah lainnya yang lebih baru. Tatapan Ke Depan bersama cahaya matahari berjalan melanjutkan perjalanannya setelah tertidur pulas semalam, dalam perjalanannya pun Tatapan Ke Depan menemukan satu patahan yang mirip patahan manusia, akan tetapi patahan ini begitu kecil sehingga untuk mengukur kecilnya pun harus menggunakan perkara-perkara sipil yang jumlahnya hanya berbulan-bulan, Tatapan Ke Depan pun menengadah ke atas sambil menangis, lalu berkata sungguh malang wahai nasibmu singa-singa dan baju kekar yang selalu berdansa dan berdiri diatas tritunggal mu itu, kenapa engkau tidak mengikuti jejak awan kecil yang menjadi halilintar namun selalu bersabar tidak sombong, atau menjadi lelaki gondrong dan kurus yang ketika menghadap tuannya selalu jongkok dan dekil.... Tatapan Ke Depan pun lanjutkan perjalanannya dan bertemu kembali dengan awan kecil dan lelaki gondrong serta kurus di akhir perjalanannya seraya berkata saya bukan siapa-siapa, apa yang saya kerjakan hari bukan karena saya akan tetapi karena hari ini putaran itu membawa saya berjalan ke pekerjaan itu...Semoga saya selalu ingat tentang siapa sebenarnya saya ini yakni Tatapan Ke Depan.



Artikel Terkait:

21 comments:

siippp..siiippp...teruslah menatap ke depan...semoga bisa menjadi yang terdepan...dan selalu terdepan..he.he.kayak iklan motor aja :D

wuuuiih, berat tulisannya....wah...wah....wah...mampu gak yah bisa menulis sehebat dan sepanjang ini,yang ada pusing nih kepalaku, hanya saja setelah membacanya...hanya ada satu yang terlintas dalam pikiranku.....ADA APA MAS? kok enggak biasanya....LAGI SEDIHKAH? ATAU....?

Crucial posting ....!!!
Key word dari postingan ini adalah :

1. Kemauan untuk belajar

Mempelajari apapun yang ada di dunia ini bukan merupakan larangan, walaupun seandainya ilmu yang kita pelajari bertentangan dengan hukum dan tradisi nenek moyang, karenabaik buruknya ilmu itu tergantung bagaimana kita mengamalkannya ...

2. Fokus

Tetaplah fokus dengan apa yang telah ditetapkan dari awal. Jalan kita untuk menuju sukses adalah jalan yang kita lalui sebelumnya, jangan menoleh lagi, teruslah menatap kedepan ...

Kesuksesan bukanlah akhir dari kerja keras dan kesuksesan bukanlah akhir dari penantian serta perjalanan panjang, tapi yang pasti kesuksesan itu akan membayar semua keringat , waktu dan pikiran yang tercurah ....

Oke ... good posting ... teruslah melakukan TATAPAN KEDEPAN ....

yah..., kita harus menatap kedepan, sekali2 kita tengok kebelakang sebagai kehati2an. Krn di depan adlh misteri....Trim's, tulisannya memberi pelajaran bg aku.

mantep.. walaupun berat namun enak di baca .. salut mas.. salut..

yup kita harus tetap optimis...

Asal jangan banyak melamun hehehe
Oiya, ga salah tuh, Afif ahli editing foto???

Posting yang Bagus,, yang belum pernah bisa saya buaT,,

dengan otak saya yg sederhana ini,, saya mau bertanya... isi nya bukan tentang kesombongan ya??

gut... sepakat... jalan kedepan dan teruuuuuuusss

wah... postingnya bagus... aku gak bisa nulis kayak gini postinganku biasa2 aja heheh

what ? penulis kreatif ? lebih kreatif anda lg bung :)

menatap kedepan, keren tulisannya bung. Panda jg ga bisa menulis seperti ini

Abdul Gani, pernah denger nama itu tp ga terlalu kenal :(

ussuuul...gimana kalo nama nama yg ada urlnya itu difungsikan urlnya,biar daku isa mengklik langsung. daku khan penasaran kalo gini,he..he..

tatap ke depan yups kita harus lebih jauh menatap ke depan!!! Be the best from the best.... artikelnya sangat enak di baca om enhal

sejak kapan saya jadi ustadz....??dan sejak kapan artikel saya bagus...?gak salah kang, hehehehe
*kabur*

keerdasan yang membuat orang bis amenghargai kita adalah kecerdasa emotional..hehe]

welehh kayaknya berlebihan melabelkan cc sebagai penulis kreatiff.. lebih kreatif dirimu.. bisa menyatukan menyandingkan nama cc dengan nama pakar lainnya hihihihi..

btw, ga usah kecil hati kali.. semua itu proses khan?? dan untuk sebuah awal, ini udah jadi awal yang bagus.. terus berkarya bro :)

komentarnya ngikut tante gadis... karena aku selalu diprooottt kalo buat ginian ama yang punya nama

great Posting....

btw, kok Jovie disebut sebagai penulis kreatif??

padahal gak banget lho.."itu msih dalam mimpi aja"..yang bener adalah....'tukeran dunk ama Kang Jaloe dan Bang ANdi..., mau dunks kayak mereka....hehe..

apakah yng dimaksud dgn Fitra itu Kawan ex-APR/ASPR kaman reformasi yang anak ITS itu yak?

ikutan koment ah...
tapi komennya apa y...
ya keep spirit j deh fren, flexi, telkomsel, xl, im3, eh ko malah iklan y...hehe
piss

teruslaH BERSEmagat, berkarya dan pandangilah selalu ke depan dengan begitu kamu tak bisa mundur kebelakang kalo kamu selalu menatap kedepan yang tanpa batas

tatapan kedepannya hebat, seperti saya menatap blog ini, maju terus pantang mundur :)

Post a Comment